"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? ...Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...! ...Klik disini-1 dan disini-2"

Rabu, 07 September 2011

Kebohongan Media Mainstream Soal Libya

©Dina Y. Sulaeman
Moammar Qaddafi memang bukan pemimpin yang baik. Salah satu bukti kebrutalannya adalah aksi ‘pelenyapan’ Imam Mousa Sadr. Pada 25 Agustus 1978,  tokoh pendiri Hizbullah-Lebanon, Imam Musa Sadr, bersama dua orang yaitu, Syeikh Muhammad Yaqub dan Abbas Badruddin, pimpinan redaksi kantor berita Lebanon, tiba di Libya. Menurut rencana tanggal 29 atau 30 Agustus, mereka akan berdialog dengan Presiden Libya, Qaddafi. Namun sejak itu hingga kini Imam Musa Sadr raib tanpa jejak. Amnesty Internasional pada tahun 1988 melaporkan bahwa Qaddafi telah melakukan penangkapan, penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, penyiksaan, serta hukuman mati terhadp para oposannya. Tahun 1996, menurut Amnesty Internasional, terjadi pembantaian massal terhadap 1.200 orang di penjara Abu Slim.
Tapi, kebrutalan Qaddafi tidak seharusnya membuat kita tidak peduli (apalagi mendukung) terhadap apa yang dilakukan oleh NATO di Libya. Qaddafi saat ini sepertinya sedang menghadapi karmanya, menghadapi detik-detik pembalasan atas berbagai kejahatan yang pernah dilakukannya selama ini. Namun, kita juga perlu mencermati skenario yang dilakukan NATO dalam mengobarkan perang di Libya.
Perang di Libya dimulai dengan aksi-aksi demo anti Qaddafi pada bulan Februari yang dilakukan rakyat Libya di Benghazi. Ada yang aneh, Benghazi sebenarnya justru kawasan yang makmur. Secara umum pun, rakyat Libya cukup makmur. Pendapatan penduduk per kapita Libya adalah US$ 14581.9. Bandingkan dengan Mesir yang hanya US$ 2015.5 dan Tunisia US$ 3680.5. Sekedar perbandingan, Indonesia masih di atas Mesir, yaitu US$ 2149.7 (data dari PBB). Meskipun ada banyak kabar yang memberitaka betapa Qaddafi menumpuk harta, namun dia tetap menginvestasikan kembali sebagian penghasilan minyak (Libya adalah pemilik cadangan minyak terkaya di Afrika) di bidang kesehatan (pelayanan gratis), pendidikan, dll. Itulah sebabnya, HDI (Human Development Index) Libya bahkan yang tertinggi di Afrika, dan di dunia berada di peringkat 57, lebih bagus daripada Rusia atau Brazil.  Fakta ini sungguh tidak cocok dengan berita ‘rakyat Libya bangkit secara massal untuk menumbangkan Qaddafi.” Bahwa ada kelompok oposan, wajar. Tapi pemberontakan massal di seluruh negeri (seperti diberitakan media massa), sungguh menunjukkan pola yang aneh.
Menyusul aksi-aksi demo dan kekerasan yang terjadi, dunia pun digiring untuk ‘mengizinkan’ AS dan kroni-kroninya melakukan ‘humanitarian intervention’ demi membantu rakyat Libya. Media-media mainstream, seperti CNN atau Fox News, bahkan kali ini yang menjadi motornya adalah Al Jazeera, berusaha membentuk opini publik, bahwa sedang terjadi pembantaian sipil besar-besaran di Libya. Karena itulah, tak banyak yang memprotes saat NATO mulai melancarkan membombardir Libya dengan alasan kemanusiaan (‘humanitarian intervention’) tanggal 31 Maret. Target serangan NATO justru bukan kompleks militer, tetapi rumah-rumah (termasuk istana Qaddafi sehingga menewaskan beberapa anak dan cucunya), rumah sakit, sekolah, dll.
Ada banyak topik yang bisa dibahas dalam masalah ini, misalnya sahkah serangan NATO? Apa hakikat di balik kata ‘humanitarian intervention’ yang didengungkan oleh PBB dan NATO? Namun, kali ini saya ingin memfokuskan pada kebohongan media.
Selama konflik Libya, hanya ada beberapa jurnalis independen yang dengan berani memberitakan fakta-fakta yang berbeda dengan apa yang diberitakan AlJazeera, CNN, dll. Mereka adalah Mahdi Darius Nazemroaya, Franklin Lamb, Lizzhie Phelan (kontributor Press TV), dan Thierry Maysan (jurnalis yang dulu juga membela Iran saat media massa dunia sedang mempropagankan ada gemlobang revolusi di Iran). Mereka secara rutin memberitakan langsung dari Tripoli, perkembangan yang sesungguhnya.
Pada tanggal 21 Agustus, ketiganya masih mengirim laporan. Phelan kepada PressTV, Nazemroaya kepada  Russia TV, dan Maysan menulis untuk Global Research. Saat itu, dalam rekaman video yang ditayangkan Russia TV,  Nazemroaya melaporkan bahwa dirinya ditembak, namun luput. Laporan lainnya menyebut bahwa Lamb ditembak kakinya dan Phelan diintimidasi oleh jurnalis dari media mainstream supaya berhenti melaporkan situasi yang berlawanan dengan misi NATO. Pada tanggal 21/8, Maysan masih mengirim tulisan yang menceritakan keterlibatan Al Qaida. Namun, anehnya, sejak 21 Agustus, tidak ada kabar lagi dari mereka. Blog Lizzie Phelan  pada tanggal 21 Agustus masih ada, namun kini kita sudah tidak bisa membaca lagi isinya. Berita lain menyebutkan bahwa Phelan tidak bisa lagi mengakses facebook dan emailnya. Belum ada kepastian bagaimana kondisi mereka saat ini.
Intimidasi terhadap para jurnalis independent itu menunjukkan ada yang ditutup-tutupi. Kebohongan sedang disebarluaskan oleh media massa mainstream. Ini salah satu bukti nyata kebohongan itu:
Pada tanggal 21, secara serempak media massa dunia (termasuk di Indonesia) memberitakan bahwa pasukan pemberontak sudah menguasai Tripoli. Tivi-tivi menayangkan gambar orang-orang yang bergembira ria. Reporter menyatakan, inilah pasukan pemberontak merayakan kemenangan.
Kemudian terbukti,  video itu palsu belaka. Itu adalah sebuah film yang dibuat entah dimana (kemungkinan besar tentu di Qatar, karena yang pertama kali menyiarkan rekaman itu adalah Al Jazeera), dengan lokasi yang mirip dengan Green Square Tripoli.
Perhatikan gambar di bawah ini (klik untuk memperbesar). Di gambar kiri atas adalah foto capture dari Al Jazeera, bandingkan dengan foto-foto asli pemandangan Green Square di sebelah kanan dan bawah.

Tujuan dari semua kebohongan ini adalah untuk menggalang opini internasional agar mendukung pemerintahan peralihan (terbukti, segera muncul ucapan selamat dan pengakuan dari beberapa negara terhadap pasukan pemberontak), melemahkan nyali orang-orang Libya yang masih terus berjuang melawan NATO, dan menimbulkan situasi chaos di dalam negeri. Dan yang terpenting:  untuk menutup-nutupi pembantaian massal yang diprediksi akan segera menyusul setelah deklarasi kemenangan para pemberontak. Terbukti, tak lama kemudian, Inggris menurunkan pasukan daratnya di Tripoli dengan alasan ingin menangkap Qaddafi. Hingga tulisan ini dibuat (enam hari setelah deklarasi kemenangan pemberontak), Qaddafi tak jua ditangkap. Hingga tulisan ini dibuat (enam hari setelah deklarasi kemenangan pemberontak), Qaddafi tak jua ditangkap. Belum ada berita yang valid dari Libya mengenai situasi saat ini karena selain listrik mati, media massa lokal dan internet pun diblokir. Dunia terpaksa menerima saja apa yang diberitakan Al Jazeera dan media-media mainstream.
Meskipun suara-suara jurnalis independen sudah diberangus (mudah-mudahan mereka semua saat ini dalam kondisi selamat dan tetap hidup), namun kebenaran cepat atau lambat akan terkuak. Seperti dikatakan Nazemroaya, “Ini Perang NATO. Ini bukan tentang Qaddafi. Qaddafi adalah dalih dilancarkannya perang ini, perang ini adalah untuk mencuri harta  dari rakyat Libya.”
Mereka tidak sedang membela Qaddafi.  Seperti dikatakan Prof. Chossudpvsky, “Jurnalis independent dijadikan target karena mereka mengatakan kebenaran. Liputan media mainstream terhadap perang Libya difokuskan pada Qaddafi. Tidak ada satu kata pun yang menyebutkan mengenai kerusakan dan korban nyawa rakyat sipil akibat bombardir NATO,  termasuk bombardir intesif ke Tripoli.”
Pertanyaan terakhir, mengapa eskalasi serangan NATO sedemikian meningkat sejak tanggal 20-an Agustus? Webster Tarpley (pengamat politik yang sering jadi narasumber PressTV) mengatakan, NATO sudah kehabisan waktu. Mereka menargetkan bulan April, Qaddafi sudah tumbang. Namun hingga akhir Agustus, Qaddafi masih bertahan. Padahal batas akhir masa berlaku Resolusi PBB yang menjadi ‘payung hukum’ bagi NATO untuk bercokol di Libya adalah pertengahan September. Pada tanggal 20-21 Agustus itu, NATO mengangkut para pemberontak (Tarpley menyebut mereka ini adalah Al Qaida) dari berbagai kota, mempersenjatai mereka, dan mendaratkan di pelabuhan Tripoli. Pemberontak melakukan  ‘tugas mereka’ di darat, dan NATO menghancurkan Tripoli dari udara.
Dan juga menyedihkan, skenario serupa kini sepertinya juga tengah bergulir di Syria…
Catatan:
1. Versi singkat tulisan ini pernah dimuat di IRIB
2. Video-video dan link-link berita yang lebih lengkap tentang kebohongan media mainstream soal Libya bisa dilihat di sini :
http://www.abovetopsecret.com/forum/thread744969/pg1
http://libyasos.blogspot.com/search?updated-max=2011-08-25T01%3A28%3A00%2B02%3A00&max-results=10
3. Kisah kebohongan media mainstream juga pernah terjadi di Irak dan Iran, kisahnya ada di sini

http://dinasulaeman.wordpress.com/2011/08/27/kebohongan-media-di-libya/

Arti Nama dalam Bahasa Kawi

[ A ]
ANDAKA : Banteng
ANDHIKA : Berpangkat tinggi
ANDI : Hamba
ANINDYA : Sempurna, tidak bersalah
ARDI : Gunung
ARDIMAN : Laki-laki yang tegas seperti gunung
ARGA : Gunung yang tinggi
ARI : Yang muda
AMURTI : Bayangan
ANDANI : Bayangan
ANDINI : Penurut
ANIK : Cantik dan mungil
ANILA : Angin
ARGANI : Berani menghadapi bahaya
ARUNDARI : Berganti arah
ARUNDATI : Bintang di angkasa
ARUNDAYA : Terbitnya matahari
ASANCAYA : Kumpulan bunga
ASANGGATA : Tidak seimbang
ASANKA : Ide, gagasan
ASTAGINA : Senantiasa berbuat kebaikan
ASTAKA : Tempat raja
ASTAMA : Sungguh-sungguh
ASTAMI : Purnama indah
ASTAMURTI : Berbentuk
ASTANGGA : Anggota tubuh
ASTASENI : Pelukis hebat
ASTATANU : Bermanifestasi
ASTATIK : Tidak berpengaruh
ASWANDA : Lebih bersemangat
ASWANGGA : Bertubuh cekatan

[ C ]
CAYAPATA : Gugusan bintang
CAYARINI : Bayangan yang tajam

([D ]
DANU : Busur, gendewa
DARMA : Kebajikan, kewajiban
DARLIAH : Gembira serta damai

[ G ]
GANDON : Selendang
GANDRING : Pertemuan, rapat
GANJIRAN : Kuat serta tajam
GANJUR : Tombak
GAS : Pengganti
GENTALA : Naga
GIRAH : Cemburu
GIYANTO : Bersemangat
GIYANTI : Pendiam
GRAHA : Rumah
GUPI : Menyentuh secara diam-diam
GUPITA : Menangkap, memegang
GURNA : Berkumandang
GURNITA : Bergema

[ H ]
HADYAN : Berpangkat tinggi
HALA : Alat bajak, membajak
HALAB : Tampak sejenak
HALABI : Yang tampak sejenak
HALADARA : Pembawa bajak
HALAYUDA : Bersenjata bajak
HALI : Bersembunyi
HALIB : Secara sembunyi-sembunyi, rahasia
HALIBAB : Berusaha keras untuk maju
HALIMAN : Gajah
HALIN : Prihatin
HALIWAR : Angin ribut
HALU : Tinggi jabatannya
HAMUN : Jatuh cinta
HANA : Berada
HANDARU : Meteor
HANTEB : Berat
HARAS : Ciuman
HARDI : Gunung
HARDIYANI : Tajam dan tinggi
HARDIYANTI : Berhati indah dan terang
HARINA : Kijang
HARIS : Tindak tanduk yang tenang
HARITA : Kuning muda
HARITALA : Garis kuning di langit
HARJA : Ramai
HARU : Belangga
HASTA : Lengan
HASTHA : Delapan
HASTU : Kesungguhan
HASTUNGKORO : Kesungguhan menghadapi masalah
HASTUTI : Dipuji
HATALA : Madu
HAWAN : Cara untuk mencapai
HEMAS : Kekayaan; logam
HENGKARA : Kebanggaan
HER : Menanti
HUNTARA : Berasal dari utara

[ I ]
ICUK : Bujukan
IDI : Menggoda
IDIN : Memperhatikan
IKA : Penunjuk
IKANA : Menunjukkan
IKANAH : Berhati penunjuk
IKARI : Penunjuk muda
IKATI : Penunjuk hati
IKAWATI : Penunjuk kepandaian
IKURASU : Sejenis tumbuh-tumbuhan
ILIR : Berlayar
ILU : Ikut serta
INA : Berubah dengan cepat
INDRA : Berkelana
INDUN : Ibu
IRA : Kamu

[ J ]
JAJAR : Dalam satu garis
JALADA : Awan, mega
JALADARA : Aliran air
JALU : Laki-laki
JAMUS : Benda berkasiat
JANA : Manusia
JANADI : Manusia yang baik
JANIMAH : Benar-benar obat
JANIRAH : Tidak pernah sakit
JARIH : Mumi
JARIYA : Yang akan terjadi
JARUMAH : Orang yang dipercaya
JASMA : Yang terlengkap
JASWI : Melengkapi
JATMIKA : Berbudi luhur
JAYANTI : Bunga yang indah
JENAR : Berkulit kuning
JINAH : Masa depan yang baik
JINEM : Tempat tidur
JULINAH : Tertumpuk
JUMANTARA : Angkasa, dirgantara
JUMI : Tengah
JUMINAH : Adil, tidak berpihak
JUMLAH : Berada di tengah

[ K ]
KACAYA : Dinaungi
KADALI : Pohon pisang
KADAWI : Sejenis minyak adas manis
KADI : Seperti
KAGENDRA : Garuda (raja burung)
KAJAR : Alat tanda bahaya
KALANTARA : Jarak waktu, penundaan
KALASA : Tikar
KALPANA : Tercipta
KAMAL : Pohon asam
KAMALI : Sejenis tumbuh-tumbuhan khas
KAMANDAKA : Yang memerintah
KAMANI : Sejenis tumbuh-tumbuhan
KAMBALA : Selimut
KAMIRAH : Berdarah penyayang
KANA : Perhiasan tangan, gelang
KANI : Luka
KARA : Telapak tangan
KARKASA : Kokoh dan kuat
KARMI : Cacing
KARUN : Menjadi sasaran
KASAPI : Sejenis bunga-bungaan
KASUB : Termasyur dan terkenal
KAWADI : Yang menutupi rahasia
KAWISTA : Kediaman kera-kera
KAYI : Anggota tubuh
KENAR : Sinar rembulan
KERAMA : Aturan
KESARA : Teratai
KESARJA : Rambut
KIJAN : Berlari-lari, berloncat-loncat
KIKI : Mempunyai rasa malu
KIKIS : Terselinap di dalam pagar
KIRNA : Terpancar di sekitarnya
KOSALI : Orang Suci
KOSTUBA : Permata dari samudra
KUMALA : Batu permata
KUMARA : Anak laki-laki
KUMUDA : Bunga tanjung putih
KUNDALI : Pengekangan, pengendalian
KUPITA : Mudah marah
KURANTA : Tidak dalam kekurangan
KUSALA : Mumi
KUSARA : Rumput alang-alang
KUSUMA : Bunga
KUSUMASTUTI : Dipuji bagai bunga
KUWAKA : Kuat sekali
KUWALAYA : Bunga tanjung berwarna biru
KUYAKA : Sejenis burung yang indah

[ L ]
LAKU : Cara
LALA : Ranum
LALI : Lupa memperhatikan
LAKSMI : Cantik dan molek
LARIS : Kelembutan
LAS : Secepat kilat
LASMADI : Bergerak baik serta cepat
LASMANI : Terselubung gerakan cepat
LASMANTO : Di dalamnya bergerak cepat
LASMINAH : Berhati cantik
LASMINI : Semerbak harum
LASMIRAH : Berkilau-kilau
LAWANA : Samudra
LAWAR : Belum dimasak
LAWAT : Rindang
LAYA : Bertempat tinggal
LAYANA : Mengalir terus menerus
LEJAR : Bahagia serta tentram
LEMET : Berkumis tipis
LEPAMAYA : Olesan yang bercahaya
LEPANA : Olesan yang lembut
LEPEKA : Tidak bernoda
LEWIH : Unggul, memiliki kelebihan
LIGAR : Tidak terputus
LIKAH : Tiang penyangga
LIPUR : Terhibur
LIRIH : Memandang sejenak (sekilas)
LOLITA : Bergerak ke sana ke mari
LOPA : Peniadaan bunyi, tenang
LURUH : Meneliti
LURUN : Memberi jalan
LURUS : Ramping
LUWAR : Berpisah
LITUHAYU : Cantik rupawan
LOCITA : Pemikiran yang dalam
LYAN : Berbeda, tidak sama
LYUS : Langsing

[ M ]
MACIKA : Rambut terurai
MADA : Kegembiraan
MADAHARSA : Nafsu cinta
MADE : Bale kecil, tengah
MADHURYA : Kecantikan
MADYANA : Berada di tengah, tidak memihak
MAGA : Musim ke tujuh
MAGANI : Menyenangkan
MAHADANA : Sangat kaya
MAHADRI : Gunung yang besar
MAHARDIKA : Bebas, berbudi luhur
MAHASURA : Pejuang besar
MAHAWIRA : Pahlawan besar
MAHAWIRYA : Sangat kuasa
MAHESWARA : Raja besar
MAJA : Sumsum
MAJAYA : Pelaut
MALINI : Perangkai bunga
MANDALA : Wilayah, daerah, negara
MANDATEJA : Sinar redup
MANGGALI : Pejabat terkemuka
MANGKIN : Semakin, kian lama
MANGURI : Ahli baca tulis
MANIS : Cantik, ramah dan manis
MANTRI : Penasehat raja
MANYARI : Serangkaian bunga
MANYURA : Burung merak
MARIANA : Memiliki kesehatan yang baik
MARICI : Sinar cahaya, khayalan
MARMA : Sangat meresap
MARMARA : Sangat terharu
MARTANI : Merata
MARTINI : Hatinya menyebar
MAYANG : Bunga pohon pinang
MEGAWATI : Kelincahan awan, pelindung panas
MERU : Gunung
MITA : Alasan

[ N ]
NABDA : Suara yang dalam
NABHA : Bergerak
NADINDRA : Sungai besar dan dalam
NAGARA : Negara, pemerintah
NAGATA : Bermasa depan
NILA : Pewarna biru tua
NIPAH : Pohon palem
NIRMALA : Tanpa cacat
NISMARA : Penuh ketenangan
NISTANA : Buah dada
NITA : Permainan, pertaruhan
NITISARA : Bijaksana
NIWADA : Tambahan
NOHAN : Merasa bahagia
NURMALA : Bebas dari penyakit

[ O ]
OGYA : Lebih baik
OJWALA : Menjulang ke angkasa
OLAH : Tingkah laku
OMA : Sungguh-sungguh
ONGOMANI : Meresmikan
OPAYA : Usaha
ORAGASTRA : Anak panah; ular
OSWADA : Berdada bidang
OSWASA : Panjang nafasnya

[ P ]
PACAR : Calon pengantin
PACARA : Pelaksanaan upacara
PACIKUR : Penangkap
PACIRA : Dikelilingi pagar
PACUH : Gembira, suka cita
PACUNDANG : Mengalahkan
PACUPI : Memancar
PACIMA : Rembulan
PADA : Surga
PADAKA : Perhiasan
PADAM : Kehilangan nafsu dan kekuatan
PADAN : Menyamai
PADARTA : Mempunyai arti
PADALI : Bunga cempaka
PADMASANA : Duduknya bagaikan bunga teratai
PADU : Cekcok; perang mulut
PADMASARI : Batu permata indah
PAHAT : Terhiasi
PAKSI : Burung
PALAR : Menjadi harapan
PALASARA : Berbau harum
PALASTRI : Mempunyai tiga pesona
PALIBAYA : Teman sekerja
PALINDA : Siap menghidangkan
PALISIR : Perhiasannya lengkap
PALUPI : Teladan, petunjuk, dikenang
PALWA : Pesisir
PAMA : Umpama, missal
PANAKARDI : Mempersiapkan diri
PANCA : Lima
PANCAKA : Api pembakaran
PANDI : Lembing, tombak
PANGI : Nama pohon
PANITA : Tangannya berguna
PANJI : Bendera, tanda kebesaran
PANULI : Kuas lukisan
PARGATA : Pelindung
PARISYA : Perisai
PARTAYA : Yang dipercaya
PARWA : Sebagian
PARWAKA : Bulan separuh
PATAH : Pancuran air hujan
PAWANA : Suci
PERMANA : Mengetahui secara jelas
PETI : Hitam
PIHARSA : Mendengarkan
PINADA : Menyamai
PINTA : Selalu memohon
PINI : Diketahui
PINTEN : Jelas dan nyata
PIPIT : Berhimpitan
PIRATA : Jiwa
PITALOKA : Yang telah berlalu
PRADAYA : Bertujuan
PRAGATA : Cepat
PRAHASANA : Menggairahkan
PRAKAWI : Benar-benar mengetahui
PRAKOSA : Hebat, garang
PRANAJAYA : Bernafas panjang
PRAPTAMA : Pencapaian utama
PRASADA : Bangunan megah serta mewah
PRASAYA : Memohon karunia
PRASISTA : Kenyataan, telah terbukti
PRASTYA : Berjanji, bersumpah
PRATAMA : Paling ulung
PRATISARA : Pejuang di garis depan
PRATISTA : Berdiri secara mantap
PRAWALA : Petunjuk, lambing
PRAYAGATI : Bersiaga dalam tindakan
PRISADI : Bangunan yang menjulang tinggi
PRIYAKA : Sejenis tanaman
PUSPA : Kembang, bunga
PUNAGI : Ketetapan hati yang diikrarkan
PURASANI : Jenis logam besi
PURWAKA : Lebih dahulu

[ R ]
RADIN : Dibersihkan dari noda
RADINKA : Telah menyelesaikan
RAGI : Kain tenun
RAHAGI : Bersinar
RAJASWA : Milik raja
RAJENDRA : Sangat tampan
RAKSAKA : Penjagaan yang ketat
RAMBANG : Meliputi banyak hal
RAME : Menyenangkan
RANANTA : Merantai
RANCAP : Menyerbu lawan
RANDI : Kain sutera merah
RANGIN : Perisai
RANGKUNG : Bungkuk
RANGGA : Bunga
RANGSANG : Menyerang
RANJANA : Bergembira
RANJING : Menguasai
RANTA : Rantai
RANTI : Rangkaian bunga
RANU : Danau, kolam
RAPI : Kain
RARA : Gadis, perawan
RARAS : Emosi cinta
RASAGAMA : Lebih baik
RASAMALA : Sejenis tumbuhan khas
RASI : Kuantitas
RASMI : Bersinar
RASMINI : Yang bersinar
RAWAT : Permulaan
RAYI : Adi
RAYUNG : Dayung, sirip
REMBYA : Terbentang
REMBYUNG : Subur
RENA : Ibu
RENIK : Halus dan berbentuk
RENANTA : Istri
REPI : Tertulis
RINDI : Bola
RINI : Tajam
RIRIS : Gerimis
RUCI : Cerdik
RUHUR : Berada di atas
RUJITA : Yang terkoyak
RUKMA : Yang cemerlang
RUKMAMAYA : Bayangan yang berkilau
RUKMASARA : Seperti emas
RUKMAWATI : Terbuat dari emas
RUKMI : Emas
RUM : Daya tarik, keindahan, kecantikan
RUPADA : Berbentuk
RUPAKARA : Mengubah

[ S ]
SABALA : Kuasa
SADAMA : Merendahkan
SADINA : Pemilik kebaikan
SADUBUDI : Sangat luhur budinya
SAGALA : Lengkap
SAGILA : Mendekati, sangat dekat
SAGUNA : Mempunyai sifat baik
SAHASIKA : Pemberani
SAJI : Keperluan upacara
SAKA : Tonggak, tiang
SAKARA : Mengerjakan dengan mudah
SAKTIKA : Kekuasaan spiritual
SAKURA : Lintah
SAKUTA : Pertolongan
SALAGA : Kuncup bunga
SALWA : Seperti
SALWAKA : Seperti perak
SALJA : Landak
SAMADI : Penenangan pikiran
SAMANI : Berharga seperti permata
SAMANTA : Pemimpin daerah
SAMARA : Pertemuan
SAMAS : Empat ratus; penolong orang miskin
SAMBARANA : Rendah hati
SAMBITI : Yang tinggi
SAMBITA : Nama bunga
SAMIRI : Yang tertutup tirai
SAMITA : Berukuran sama
SAMPAR : Pukulan
SANA : Tempat, kediaman
SANDANG : Pakaian
SANDUNG : Menggoyang
SANTANA : Keturunan
SAPTAPADI : Mempunyai tujuh sarana
SAPURATI : Siap untuk kawin
SARABA : Keadaan siap
SARAH : Dalam segala hal
SARIP : Menggali
SARIBAN : Dididik, diasuh
SARIRA : Tubuh; diri pribadi
SARINAH : Riang dan bersemangat
SARITA : Tindakan
SARJA : Menarik, disusun secara baik
SARJIWA : Tulus hati
SARU : Bersuara keras
SARWARSA : Keseluruhan
SARWI : Sambil, supaya
SASMARA : Bermain asmara
SATMIKA : Menyatukan budi dan jiwa
SATYAWATI : Kepandaiannya setulus hati
SEMI : Tunas, tumbuh
SEMU : Nampak sebagian
SENDANG : Kolam, sumber air
SENENG : Yang dicintai
SENG : Kilauan cahaya
SESTAWA : Mengecam
SETRA : Padang, hamparan
SEWALA : Lumut
SIDIK : Waspada
SIGRA : Bertindak cepat
SILADRI : Gunung batu; halilintar
SILIH : Bergantian
SINGGIH : Kesungguhan
SIPI : Sangat tinggi derajatnya
SIPTA : Tanda yang penuh arti
SODAMA : Kunang-kunang
SUBANI : Nama bunga
SUBAL : Bertingkah kasar
SUBALA : Sangat kuat
SUCITA : Berbudi utama
SUDAKARA : Bersinar putih
SUDANA : Harta benda
SUDANTA : Sangat pandai
SUDIPTA : Cemerlang
SUGANDA : Berbau harum
SUJATI : Sehat
SUKAT : Berisi, daya tampung
SUKI : As, pusat roda
SULASIH : Tumbuh-tumbuhan semak
SULI : Sulaman yang indah
SULUH : Penerangan
SUMA : Kesal
SUMANTRI : Penasehat
SUMARGA : Jalan yang baik
SUMBI : Saling membantu
SUMILAH : Berseri-seri
SUMINA : Bercahaya
SUNGKAWA : Patah hati
SUPADI : Keperluan
SUPATA : Kutukan
SUPATNI : Istri
SUPITA : Kuning sekali
SURAGA : Permadani
SURASA : Enak, sedap
SURAT : Garis yang tertulis
SURENDRA : Sangat tampan
SUSARA : Sangat kuat
SUSENA : Tentara yang tangguh
SUTALA : Surga di bawah bumi
SUTAPA : Pertapa

[ T ]
TADAKARA : Jatah
TADASIH : Merindukan bulan
TAHA : Keprihatinan
TAKI : Mempraktekkan
TAKSA : Sayap
TAKWAN : Pertanyaan
TAMI : Tamu, jamu
TAMPING : Perbatasan
TANDES : Akhir tujuan
TANTA : Benang
TARAKA : Bintang, bermata bintang
TARANG : Tembus pandang; sarang unggas
TAWIN : Melindungi
TAWUNG : Membatasi
TAYA : Ketiadaan
TAYANA : Tidak ada sama sekali
TAYUNG : Berdiri condong
TAYURA : Gelang tangan
TIKAH : Prilaku
TIKTA : Hati yang dalam
TILAS : Yang ditinggalkan
TILEM : Malam yang gelap
TILING : Condong
TINGKAH : Merencanakan
TITAH : Mempunyai rencana
TOTOK : Ketukan
TOWOK : Tombak, lembing
TULAKSAYA : Di luar keseimbangan
TULUS : Sempurna
TULYA : Sebading
TUMUWUH : Tumbuh
TUNDA : Bertumpuk
TUNGGAL : Satu
TUNTUN : Bimbingan
TURAH : Yang masih tersisa
TURANGGA : Kuda
TURIDA : Cinta, dilanda cinta
TURNA : Dengan cepat
TUSTA : Bahagia
TUSTI : kepuasan
TUTUH : Gerak irama
TUTUK : Mulut, lubang
TUTUR : Lubuk jiwa yang paling dalam
TUTUD : Hati
TUWUH : Hidup
TUWUK : Puas
TYAGA : Pemberian

[ U ]
UBHAYA : Memiliki dua cara
UBHAYAHITA : Menjadikan merah berpijar
UDAYANA : Pola
UDDHARA : Mengadakan seleksi
UDIYANI : Kebun raja, taman permaisuri
UGRAHA : Dihormati
ULUNG : Burung elang
UMAH : Tempat tinggal
UMBAR : Membebaskan
UMBARA : Memperhatikan
UMBUL : Muncul
UNI : Suara
UNTARA : Naik
UPADA : Penyamaran
UPAKARI : Pelayanan
UPARENGGA : Perhiasan
UPIH : Kelopak bunga
URA : Tersebar

[ W ]
WACAKA : Dibicarakan
WACANA : Pelajaran
WACIKA : Tanpa keraguan
WADAH : Tempat penyimpanan
WADAKA : Menekan
WADANA : Wajah, air muka
WADYA : Bala pengiring
WAGMI : Baik tutur katanya
WAGINDRA : Baik bahasanya
WAGISWARI : Ahli bicara
WAGUS : Tampan
WAHIL : Keras kepala
WAHIRI : Persaingan
WAHYAKA : Yang bersifat lahiriah
WAJA : Gigi
WAJENDRA : Raja
WAJU : Pakaian
WAKYA : Mengajarkan
WALANTAGA : Bendera, umbul-umbul
WALAYA : Gelang, cincin
WALIKRAMA : Upacara sesaji
WANGKAWA : Berkilauan di angkasa
WANGSI : Seruling
WANGSUL : Kembali
WANGUN : Bentuk
WANI : Kegagahan
WARA : Obyek pilihan; harapan
WARABRATA : Ibadah yang unggul
WARANGGANI : Berwajah elok
WARJI : Bermesraan
WARJITA : Cacing
WARJITAH : Ditinggalkan
WARSAJANA : Doa restu
WARSIH : Merasa telah cukup
WASTHA : Memiliki gelar
WATARA : Kurang lebih
WATSI : Banteng
WAWANG : Angkasa
WAYA : Berada
WEDYAWATI : Ahli obat-obatan
WEKA : Anak laki-laki
WELAS : Simpan
WELING : Pesan
WENANG : Memiliki kekuasaan
WENI : Pasir
WICITRA : Bermacam-macam
WIDA : Bedak, pupur
WIDARA : Nama tumbuh-tumbuhan
WIDASARI : Tumbuh-tumbuhan yang menjalar
WIDU : Pemain, penari
WIDURI : Permata, batu mulia
WIDYATIH : Halilintar
WIGA : Kejam
WIGAR : Bersemangat
WIJAH : Sangat gembira
WIJANG : Dada
WIJIL : Tampil
WIKALPA : Berselang-seling
WIKARA : Penyimpangan
WIKASITA : Mekar
WIKSA : Pengetahuan
WIKSITA : Menyedihkan
WILAYA : Genit
WILALUNG : Tinggi besar
WILANTI : Perangkap
WILIS : Keluar dengan segar
WINATRA : Membagi secara rata
WIRA : Laki-laki pemberani
WIRAGA : Bunga melati
WIRAPATNI : Istri pahlawan
WIRASENA : Kumpulan para pemberani
WIRASMI : Tidak bersinar
WIRASTUTI : Sangat terpuji
WIRYAMANTA : Penuh semangat
WIRYATEJA : Mempunyai keberanian & kecemerlangan
WIRYAWAN : Berderajat dan berkedudukan tinggi
WISATAGATI : Bergerak dengan cepat
WISATA : Bergerak dengan bebas
WITADYA : Melakukan apa yang ada di depannya
WIYATI : Langit
WRISADI : Paviliun
WRUHANA : Mengerti; dimengerti
WULUNG : Hitam; burung elang
WURSITA : Terhormat
WUSMAYA : Bingung
WUNI : Rahasia

[ Y ]
YADI : Meskipun
YAN : Karena
YANA : Bergerak
YATALANA : Bersenang hati secara bebas
YATAYUKTI : Serasi, cocok sekali
YODHA : Pejuang, prajurit
YOJYA : Disatukan
YONI : Sempurna
YOWATI : Remaja
YUDANTA : Dalam peperangan
YUGALA : Pasangan yang serasi
YUKTI : Kecocokan

http://thesecretgardenofme.multiply.com/journal/item/3/Arti_Nama_dalam_Bahasa_Kawi