"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? ...Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...! ...Klik disini-1 dan disini-2"

Sabtu, 27 November 2010

Keyakinan Sel Otak Aktif 10% adalah Hoax

Penggunaan sel otak manusia hanya 10 % sama sekali informasi yang tidak berdasar. Tidak seorang pun yang mengetahui dari mana asal cerita ini – namun kita telah mengetahuinya sejak lama. Ketika pertama kali klaim palsu ini beredar, paranormal mengatakan bahwa hal ini menjelaskan kenapa sebagian orang mempunyai kemampuan paranormal sedang yang lain tidak, dan katanya kekuatan paranormal dimiliki oleh orang yang telah mengembangkan penggunaan otaknya lebih dari 10 %. Mereka percaya bahwa beberapa bagian otak, jika diberi kejutan, bisa menghasilkan kemampuan berkekuatan batin. Hal ini berdasarkan beberapa buku yang diterbitkan dan mengajar orang-orang bagaimana caranya mengembangkan kekuatan ini. Jadi apakah kebenarannya? Jawabannya adalah setiap manusia menggunakan 100% dari otaknya – itulah sebabnya otak itu ada di kepala kita! Sebagai buktinya adalah kasus hemispherectomy – prosedur yang berhubungan dengan pembedahan yang mengangkat sebagian dari otak. Ketika pembedahan dilakukan, pasien menjadi lumpuh separuh tubuhnya.

Otak manusia sangatlah kompleks dan merupakan sumber dari semua perasaan, perilaku, pengalaman, serta gudang dari memori dan kesadaran. Tapi apa benar manusia hanya menggunakan 10 persen dari otaknya seperti yang sering kita dengar dari para motivator?

Otak sangat misterius, dan satu tambahan misteri lainnya adalah asumsi bahwa manusia hanya menggunakan 10 persen dari otaknya. Jika setiap orang bisa memanfaatkan 90 persen otak lainnya, mungkin semua orang dapat menjadi ilmuwan dan memiliki kekuatan telekinetik.

“Meskipun ide yang menarik, ‘mitos 10 persen’ sangat tidak benar, dan sangat menggelikan,” ujar Barry Gordon, ahli saraf di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, seperti dilansir dari ScientificAmerican terbitan Mei 2010 lalu.

Menurut Gordon, mitos berasal dari konsep-konsep orang tentang otaknya sendiri. Kelompok ini melihat kekurangan dirinya sebagai bukti bahwa materi abu-abu (korteks otak yang berisi sel saraf tubuh) belum maksimal dimanfaatkan.

Ini adalah asumsi yang salah. Mungkin benar, pada saat-saat tertentu dalam hidup seseorang, seperti pada saat beristirahat dan rileks hanya menggunakan hanya 10 persen dari otak. Tapi ini tidak berlaku untuk kondisi lainnya.

“Ternyata kita menggunakan hampir setiap bagian otak, dan kebanyakan otak aktif hampir sepanjang waktu. Otak merupakan tiga persen dari berat badan dan memerlukan 20 persen dari energi tubuh,” tambah Gordon.


Berat rata-rata otak manusia sekitar tiga pon (1,3 kg) dan terdiri dari otak besar, otak kecil, dan batang otak.

Otak besar merupakan merupakan porsi terbesar dan melakukan semua fungsi kognitif yang lebih tinggi. Otak kecil bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi motorik, seperti koordinasi dan keseimbangan gerakan. Sedangkan batang otak didedikasikan untuk fungsi bernapas.

Sebagian besar energi yang dikonsumsi otak merupakan kekuatan awal untuk memicu penembakan jutaan neuron (saraf) agar bisa berkomunikasi satu sama lain. Para ilmuwan berpikir bahwa penembakan saraf dan koneksi tersebut yang menimbulkan fungsi otak lebih tinggi.

Energi yang tersisa digunakan untuk mengendalikan aktivitas lain yang tidak disadari seperti denyut jantung, maupun yang disadari seperti mengendarai mobil.

Meskipun benar bahwa setiap saat semua bagian otak tidak tertembak secara bersamaan, tetapi peneliti menggunakan teknologi pencitraan otak untuk menunjukkan bahwa otak sama halnya dengan otot-otot tubuh, yang terus aktif selama 24 jam.

“Bukti menunjukkan bahwa manusia menggunakan 100 persen otak,” ujar John Henley, seorang ahli saraf di Mayo Clinic di Rochester, Minn.

Bahkan menurut Henley, dalam keadaan tidur sekalipun, ada bidang-bidang otak yang tetap aktif, seperti korteks frontal yang mengontrol hal-hal pada level tinggi seperti berpikir dan kesadaran diri, atau wilayah somatosensori yang membantu orang mengenali lingkungan sekitar.

Sebagai contoh sederhana pada saat kita menuangkan kopi di pagi hari, bagian otak yang aktif adalah lobus oksipital dan parietal, motorik sensorik dan korteks motorik sensorik, basal ganglia, otak kecil, dan lobus frontal. Aktivitas saraf hampir terjadi di seluruh otak dalam jangka waktu hanya beberapa detik.

“Hal ini bukan berarti bahwa jika otak rusak, kita tidak dapat melakukan tugas sehari-hari,” ujar Henley.

Ia menuturkan bahwa seseorang yang mengalami luka di otak atau sebagian otaknya telah dihapus, masih bisa hidup dengan cukup normal. Tetapi ini karena otak memiliki cara berkompensasi dan memastikan bahwa bagian otak yang tersisa bisa mengambil-alih tugas aktivitas.


Mitos 10% otak adalah mitos bahwa semua manusia hanya menggunakan 10 persen otaknya saja. Mitos ini biasanya dihubungkan dengan beberapa tokoh, seperti Albert Einstein.[1]

Gagasan bahwa sebagian besar otak masih belum digunakan merupakan gagasan tanpa landasan yang kuat. Setiap bagian otak telah diketahui fungsinya.[2][3][4]

Barry Beyerstein, seorang ahli otak, menunjukan tujuh bukti kesalahan mitos ini:[5]

* Penelitian kerusakan otak: Jika 90% otak tidak digunakan, berarti kerusakan terhadap wilayah tersebut tidak akan merusak performa otak. Sementara itu, kerusakan sekecil apapun terhadap otak dapat memberikan dampak yang besar.
* Evolusi: Otak sangat berharga bagi anggota tubuh lain. Jika 90% otak tidak penting, maka akan muncul kemungkinan bertahan yang lebih besar bagi manusia dengan otak yang lebih kecil dan efisien.
* Citra otak: Teknologi seperti Positron Emission Tomography (PET) dan Functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) membuat aktivitas otak dapat dipantau. Bahkan saat manusia sedang tidur, semua bagian otak menunjukan aktivitas. Otak hanya memiliki bagian yang “tidur” jika mengalami kerusakan berat.
* Lokalisasi fungsi: Otak terdiri dari beberapa bagian, yang memiliki fungsinya masing-masing. Penelitian telah memetakan fungsi otak, dan tidak ada wilayah otak yang tak berguna.
* Analisis mikrostruktural: Dengan teknik single-unit recording, peneliti memasukan elektroda kecil ke otak untuk memantau aktivitas sel. Jika 90% sel tidak digunakan, maka teknik ini seharusnya telah menunjukan hal tersebut.
* Penelitian metabolis: Teknik ilmiah lainnya mempelajari penyerapan molekul 2-deoksiglukosa oleh otak. Jika 90 persen otak tidak digunakan, maka sel yang tak aktif akan ditunjukan sebagai wilayah kosong dalam radiograf otak.
* Penyakit otak: Sel otak yang tidak digunakan memiliki kecenderungan untuk mengalami degenerasi. Jika 90% otak tak digunakan, otopsi otak dewasa akan menunjukan degenerasi berskala besar.

Mitos 10% otak telah menyebar luas, bahkan terkadang muncul dalam iklan-iklan.[6] Beberapa tokoh Zaman Baru mengklaim bahwa sembilan puluh persen bagian yang belum digunakan ini dapat memunculkan kekuatan psikik.[2]

1. ^ Do People Only Use 10 Percent Of Their Brains. Scientific American. Diakses pada 7 Februari 2008.
2. ^ a b Radford, Benjamin The Ten-Percent Myth. snopes.com. Diakses pada 13 April 2006.
3. ^ Chudler, Eric Myths About the Brain: 10 percent and Counting. Diakses pada 12 April 2006.
4. ^ A Piece of Our Mind – About Ten Percent. The Two Percent Company. Diakses pada 12 April 2006.
5. ^ Beyerstein, Barry L. (20 Oktober 1999). “Whence Cometh the Myth that We Only Use 10% of our Brains?”. di dalam Sergio Della Sala. Mind Myths: Exploring Popular Assumptions About the Mind and Brain. Wiley. hlm. 3–24. ISBN 0471983039.
6. ^ Neuroscience For Kids. Eric H. Chudler, Ph.d(University of Washington, Director of Education and Outreach).


Thanks to http://metafisis.wordpress.com/2010/10/25/pseudoscience-sel-otak-aktif-lebih-10-maka-akan-sakti-hoax-hikmatul-iman/; http://metafisis.wordpress.com/2010/11/14/fatwa-dr-ahli-syaraf-otak-keyakinan-sel-oktak-aktif-10-adalah-100-hoax/

1 komentar: