Salam,
http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=223471&kat_id=23
28 Nopember 2005
[Republika Online]
New York-RoL-- Peristiwa runtuhnya menara kembar WTC di New York
sudah empat tahun berlalu dan tidak lagi banyak perdebatan mengenai
penyebab nyaris ratanya gedung tersebut dengan tanah.
Jutaan pasang mata menjadi saksi ketika pesawat yang telah dibajak
teroris menghantam WTC dan mengakibatkan kebakaran besar yang
melemahkan baja-baja penyangga gedung tersebut.
Penjelasan resmi penyebab keruntuhan tersebut juga sudah dilakukan
oleh badan-badan yang berwenang seperti NIST (National Institute of
Standards and Technology), FEMA dan Komisi 9/11.
Namun pendapat baru mengenai penyebab runtuhnya menara kembar WTC
dan gedung WTC 7 tersebut baru-baru ini muncul setelah seorang
ilmuwan AS menyatakan bahwa tidak mungkin gedung pencakar langit itu
bisa ambruk dengan cepat hanya karena ditabrak pesawat dan terbakar.
Profesor Steven E. Jones dari Brigham Young University, Utah, yang
melakukan penelitian dari sudut teori fisika mengatakan bahwa
kehancuran dahsyat seperti yang dialami Twin Tower serta gedung WTC
7 hanya mungkin terjadi karena bom-bom yang sudah dipasang pada
bangunan-bangunan tersebut.
Teori fisika Jones tersebut tentunya sangat bertentangan dengan hasil
penelitian FEMA, NIST dan 9-11 Commision bahwa penyebab utama
keruntuhan gedung-gedung tersebut adalah api akibat terjangan pesawat
dengan bahan bakar penuh.
Dalam kertas kerjanya berjudul "Why Indeed Did the WTC Buildings
Collapse?" dan dipublikasikan harian Deseret Morning News yang terbit
di Salt Lake City dalam situsnya awal November lalu, Ilmuwan dari
Departerment of Physic and Astronomy, Brigham Young University itu
menguraikan secara ilmiah penyebab sesungguhnya dari kehancuran
tersebut.
Pihak Brigham Young University sendiri sebelumnya mengatakan bahwa
isi dari kertas kerja tersebut sepenuhnya tanggung jawab penulis,
bukan sebagai pandangan pihak universitas.
"Saya mengimbau dilakukan suatu investigasi secara serius atas
hipotesa bahwa gedung WTC 7 dan Menara Kembar WTC runtuh bukan hanya
oleh benturan (pesawat) dan kebakaran, tapi juga karena bahan peledak
yang sudah ditempatkan sebelumnya," kata Jones.
Detik-detik keruntuhan Menara Kembar WTC, dan juga gedung WTC 7
didekatnya, disaksikan jutaan pasang mata baik secara langsung maupun
melalui siaran "live" televisi di seluruh dunia.
Empat tahun telah berlalu dan berbagai peristiwa penting pun terjadi
terkait dengan tragedi "September hitam" tersebut, di antaranya
berupa perubahan kebijakan politik luar negeri AS dan serangan
terhadap Afghanistan.
Namun Osama Bin Laden yang diyakini sebagai dalang utama serangan 11
September dan aksi terorisme lainnya di dunia, hingga kini belum
dapat ditangkap.
Jones sendiri dalam kertas kerjanya tidak menyorot soal politik dan
aksi terorisme, tapi ia memfokuskan pada teori fisika atas keruntuhan
gedung-gedung tersebut. Ia tidak mau berspekulasi mengenai bagaimana
bom itu dipasang dan siapa yang melakukannya.
Bukan hanya api
Dalam paper yang juga dipublikasikan pada pertengahan November lalu
oleh situs harian Deseret Morning News yang terbit di Salt Lake City,
Jones satu persatu mencoba memberi keyakinan bahwa tidak mungkin
hanya api yang memporakporandakan gedung berkonstruksi baja tersebut.
Menurut teori Prof Jones, simetrikal dan cepatnya keruntuhan gedung-
gedung tersebut membuktikan bawa penjelasan resmi FEMA, NIST dan 9-
11 Commission yang kini sudah menjadi pegangan publik pada umumnya
adalah salah.
"Fakta sebenarnya, tampaknya ada bahan peledak yang sudah ditempatkan
sebelumnya pada tiga gedung di Ground Zero itu," ujar ilmuwan yang
mengambil spesialisasi metal-catalysed fussion, archaeometeri dan
solar enegy tersebut.
Sebelum dan sesudah peristiwa WTC belum pernah ada gedung berkerangka
baja yang hancur total karena kebakaran. Namun bahan peledak dapat
dengan efektif memotong tiang-tiang baja," katanya.
Gedung WTC 7, yang tidak ditabrak pesawat, runtuh pada petang hari 11
September 2001 dalam 6,6 detik atau hanya 0,6 detik lebih lama dari
perjalanan jatuhnya sebuah benda dari puncak gedung 47 lantai itu ke
tanah.
"Dimana faktor kelambatan yang harus terjadi karena kekekalan gaya
gerak, yang merupakan hukum dasar fisika?," katanya.
Dengan demikian muncul hipotesa penghancuran lewat ledakan, termasuk
pada bagian bawah dan tiang-tiang baja penyangga, sehingga jatuhnya
mendekati kecepatan benda jatuh bebas.
Puing-puing bekas gedung itu , memperkuat dugaan kehancuran akibat
ledakan karena sebagian besar materi gedung menjadi seperti
bubuk. "Bagaimana kita bisa yakin pada kejanggalan ini selain kerena
bahan peledak?," katanya.
Lelehan logam yang ditemukan direruntuhan WTC bisa sebagai akibat
suatu reaksi suhu tinggi dari bahan ledakan yang biasa digunakan
seperti thermite. Gedung yang jatuh bukan oleh ledakan tidak cukup
punya energi langsung untuk mengakibatkan lelehan metal dalam jumlah
besar.
Argumentasi lainnya, untuk menguapkan struktur baja penyangga
diperlukan api dengan temperatur mendekati 5.000 derajat Fahrenheit,
sementara barang-barang kantor dan minyak disel yang terbakar tidak
bisa mencapai suhu sepanas itu.
Api yang disebabkan oleh bahan bakar jet dari pesawat tersebut paling
lama hanya beberapa menit, dan selanjutnya api dari materi kantor
akan membakar kemana-mana dalam 20 menit. .
Pendapat Jones yang kontroversial ini juga menarik perhatian jaringan
televisi MSNBC yang 16 November lalu mengundangnya untuk menjadi
pembicara dalam suatu wawancara yang dipandu Tucker Carlson.
"Yang saya lakukan adalah menghadirkan bukti, ini suatu hipotesa yang
harus diuji. Ada perbedaan besar dengan yang sudah disimpulkan, dan
saya hanya ingin mengklarifikasi," kata Jones dalam wawancara
tersebut.
Wawancara dalam program "The Situation" MSNBC itu sendiri hanya
berlangsung enam menit sehingga tidak banyak waktu untuk Jones
menjelaskan lebih jauh mengenai teorinya.
Carlson mengaku bahwa ia banyak mendapat respon dari pemirsa mengenai
acara tersebut, yang umumnya memuji atas keberaniannya menghadirkan
Jones dalam program itu.
Ada juga pemirsa melalui e-mail yang memprotes karena sempitnya waktu
yang disediakan untuk Jones menjelaskan soal konspirasi, katanya.
Meskipun memakai dasar-dasar ilmu alam, pandangan Jones memang
merupakan hal yang sangat sensitif, karena bisa berpengaruh pada hal-
hal lainnya di balik tragedi yang menewaskan ribuan jiwa tersebut.
Menurut Deseret Morning News, Jones juga akan mempublikasikan
teorinya itu dalam bentuk buku berjudul "The Hidden History of 9/11".
(ant/abi)
ini bro, lebih lengkap http://www.islammuhammadi.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1240&Itemid=119
BalasHapus