"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? ...Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...! ...Klik disini-1 dan disini-2"

Senin, 13 Oktober 2008

Bisakah Umat Islam Bersatu?

Sejak Nabi Muhammad wafat, benih-benih perselisihan sudah tampak di umat Islam yang disebabkan persoalan suksesi kepemimpinan, dan berlanjutnya muncul berbagai aliran dalam dunia Islam tatkala mengalami kemunduran sampai di masa sekarang ini. Sebagian ulama memberikan jawaban yang merujuk dari al-Qur'an untuk menyatukan umat Islam dengan anjuran kembali ke al-Qur'an dan Sunnah. Namun semudah itukan solusi untuk menyatukan umat Islam?
Pertama, kembali kepada al-Qur'an. Bagi yang berbeda pendapat dan berselisih pasti cenderung akan menggunakan tafsiran ulama yang mendukung pendapat mereka, sehingga tak heran ada berbagai macam tafsir dan perbedaan pendapat dalam menghadapi satu ayat. Golongan yang "benar" maupun "salah" bisa saja memperoleh dukungan dari tafsiran ayat al-Qur'an, karena bahasa al-Qur'an yang multipenafsiran. Ini dapat diketahui tatkala perselisihan Imam Ali dengan golongan Khawarij. Untuk menyatukan umat, Imam Ali mengutus Ibn Abbas agar mengajak mereka kembali bergabung kembali dengan golongan Ali. Ia menasihati Ibn Abbas langkah-langkah penyatuan tersebut. Apa nasihat Imam Ali? ia menasehati Ibn Abbas dalam menghadapi golongan Khawarij dengan menggunakan Sunnah Nabi bukan al-Qur'an. Mengapa bukan al-Qur'an? al-Qur'an yang sebagai sumber pertama tidak digunakan sebagai penyelesai antara kedua golongan tersebut karena dapat ditafsirkan ke berbagai arah, sebagaimana yang dikatakan Imam Ali.
kedua, kembali kepada Sunnah. melihat peristiwa di atas, dapat diketahui bahwa memang jawaban pemersatu golongan yang berselisih adalah Sunnah Nabi saw. karena salah satu fungsi kedudukan Sunnah Nabi saw adalah untuk menjelaskan, memerinci ajaran yang terkandung dalam al-Qur'an. Yang menjadi pertanyaan, cocokkah Sunnah sebagai solusi itu digunakan pada zaman sekarang? di masa Ali Sunnah Nabi mungkin sesuai karena keotentikan Sunnah dapat langsung diketahui karena mereka sebagai sahabat menyaksikan langsung sunnah Nabi saw -meski ada pula yang berbeda pemahaman dalam menafsirkan sunnah Nabi. Di zaman sekarang para ulama dalam menyikapi satu hadith saja, memiliki beberapa pendapat. mulai dari apakah hadith tersebut sahih atau tidak, apa maksud hadith tersebut, apakah sesuai dengan konteks sekarang, dan kritik2 lainnya. Kitab-kitab hadith sahih pegangan kaum Sunnipun mis. yang setingkat Sahih Bukhari, yang disusun dalam tempo enam belas tahun dan setelah menyaring dan meneliti enam ratus ribu hadits, bukan menjamin kesahihan seluruh Sunnah Nabi saw yang ada di dalamnya. Ada beberapa yang harus diteliti ulang, bahkan mungkin dihapus karena bisa menimbulkan kekacauan dalam ajaran Islam.
al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber pokok ajaran Islam mungkin tidak dapat menyatukan umat Islam yang bertikai, namun salah satu solusi yang ada adalah sikap umat Islam itu sendiri dalam menghargai perbedaan dan perselisihan dalam menafsirkan ajaran Islam. Umat Islam harus mencari titik-titik persamaan antara golongan yang berselisih, bukan memperluas perbedaan-perbedaan yang mesti ada di dunia ini karena Yang Maha Satu hanya Dialah semata. dan semoga dengan perbedaan-perbedaan tersebut Tuhan merahmati kita semua dan membakar golongan yang menyalahgunakan kepastian adanya perbedaan. wa Allah a'laam

1 komentar: