"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? ...Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...! ...Klik disini-1 dan disini-2"

Selasa, 10 Juni 2008

Pencurian Hajar Aswad

Kisah ini terjadi pada musim haji tahun 317 H. Pada saat itu dunia Islam sangat lemah dan bercerai-berai sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Tahir al-Qarmathi, seorang kepala suku Jazirah Arab bagian Timur untuk melampiaskan nafsu angkara murkanya, maka dengan keji ia bersama anak-buahnya sebanyak 700 orang bersenjata perang mendobrak masjid al-Haram dan membongkar Ka’bah dan mengambil Hajar Aswad dengan paksa kemudian dibawa ke negerinya di kawasan Teluk Persia sekarang. Kemudian menantang umat Islam agar mengambil batu itu, boleh dengan perang atau dengan membayar sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam. Baru setelah 22 tahun (tahun 339 H). batu itu dikembalikan ke Makkah oleh Khalifah Abbasiah al-Muthi’lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 dinar.
Dalam kitab Ikhbarul al-Kiraam diterangkan bahwa ketika Abdullah bin Akim (utusan Khalifah al-Muthi’lillah) menerima Hajar Aswad dari pemimpin Suku Qurmuth itu langsung dimasukkan ke dalam air dan tenggelam, kemudian diangkat dan dibakar ternyata pecah, maka ia menolak batu itu dan dinyatakan palsu. Dengan tenang pemimpin Qurmuth itu memberi yang kedua yang sudah dilumuri minyak wangi dan dibungkus dengan kain sutra yang sangat indah. Namun Abdullah tetap melakukan seperti pada yang pertama dan ternyata hasilnya juga seperti yang pertama, maka ia minta yang aslinya dan oleh pemimpin suku Qurmuth itu diberikan padanya batu yang ketiga. Tapi oleh Abdullah batu inipun diperlakukan seperti yang sebelumnya, dan sungguh aneh tetapi nyata bahwa batu itu tidak tenggelam malah terapung di atas air. Ketika dibakar tidak merasakan panas. Maka Abdullah dengan puas mengatakan; “Nah inilah dia, batu kita”. Dengan terheran-heran pemimpin Qurmuth bertanya: “Darimana anda mendapat ilmu ini?”. Abdullah menjawab: “Nabi pernah mengatakan, Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah yang ada di bumi, pada hari Kiamat nanti tampak memiliki mulut dan meyaksikan siapa-siapa yang pernah menyalaminya dengan niat baik atau tidak baik, tidak akan tenggelam di dalam air dan tidak panas dalam api”. “Inilah agama yang benar-benar tuntunan dari Allah (bukan produksi akal)”, demikian pemimpin Qurmuth itu berkomentar. Kepada pemimpin Qurmuth ini Allah menurunkan siksa berupa penyakit yang tidak dapat disembuhkan sampai bertahun-tahun lamanya dan akhirnya semua persendiannya saling berlepasan. Semacam penyakit lepra yang akut…… dan matilah dia.

Source: Makkah-Madinah dan sekitarnya by Ahmad Junaidi Halim, LC (ICMI Madinah)

1 komentar: