Sebagian kita mungkin apabila ditanya "mengapa bayi harus dikumandangkan azan dan iqamat segera setelah ia lahir", maka mereka menjawab "itu adalah perintah agama", dan sebagian darinya mungkin menjawab "agar tidak diganggu setan". Itu mungkin benar, tapi apakah hanya sebatas itu. Juga setelah mayat dibaringkan di liang kubur lalu dikumandangkan azan dan iqamat dan dibacakan talqin, maka sebagian kita berpendapat "itu maksudnya untuk mengingatkan para pengantar yang masih hidup dan bukan ditujukan kepada mayat, karena mayat itu telah mati dan tidak bisa mendengar lagi", sebagian berpendapat "itu bid'ah yang bertentangan dengan aqidah yang benar".
Saya tidak ingin membahas aspek fiqih maupun aqidahnya. Saya hanya ingin menyingkap hikmah atau rahasia dibalik itu secara faktual dan ilmiah, walaupun tidak secara mendalam.
Ada temuan bahwa janin yang masih berada dalam rahim ibunya apabila diperdengarkan musik-musik lembut maka itu akan memengaruhi pembentukan watak sang janin secara positif. Dari aspek spiritual Islami, apabila janin ketika berada dalam rahim ibunya diperdengarkan lantunan ayat-ayat Allah, shalawat dan sebagainya maka itu berdampak sangat positif dalam pembentukan watak dan kepribadiannya.
Lalu apa kesimpulannya dalam hubungan dengan judul tulisan ini "pendengaran mendahului penglihatan"? Jelas sudah jawabannya: Pendengaran manusia lebih dahulu terbentuk, jauh sebelum penglihatannya terbentuk.
Itulah mengapa Rasulullah saww menyuruh kita untuk mengumandangkan azan dan iqamat segera setelah seorang bayi lahir, yaitu agar suara-suara yang sang bayi dengar adalah suara-suara yang bermuatan ilahiah, suara-suara yang menggemakan nama-nama Allah, Muhammad dan kalimat-kalimat suci.
Dan manusia ketika meninggal dunia, ketika jantungnya sudah berhenti berdetak, ketika tubuhnya sudah kaku, ketika dan ketika, namun ketika itu pendengarannya masih tetap aktif dan berfungsi. Dalam hadits terkenal, kita mengetahui bahwa ketika para pengantar satu per satu meninggalkan areal pemakaman, si mayat dapat mendengar langkah-langkah kaki para pengantar hingga langkah kaki yang terakhir.
Ada kisah menarik berkaitan dengan judul tulisan saya ini yang terjadi di Amerika Serikat beberapa puluh tahun lalu. Ada seorang perawat wanita berkebangsaan Perancis yang bertetangga dengan sebuah keluarga Amerika yang baru saja mendapatkan seorang bayi perempuan. Si perawat hampir setiap hari sebelum berangkat kerja menyempatkan diri ke rumah tetangganya tersebut untuk sekadar menggendong sang bayi wanita itu. Biasanya sambil menggendong, ia melantunkan lagu-lagu berbahasa Perancis.
Singkat cerita, ketika bayi itu beranjak dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis, ia mengalami kecelakaan yang menyebabkannya koma. Ketika siuman, si gadis melantunkan beberapa nyanyian dalam bahasa Perancis dengan logat Perancis yang fasih. Keluarga si gadis terkejut karena mereka mengetahui bahwa si gadis Amerika ini tidak pernah belajar bahasa Perancis dan tidak pernah belajar menyanyikan lagu-lagu berbahasa Perancis. Namun, setelah ibunda si gadis mengingat-ngingat masa bayi si gadis, ia pun ingat tentang nyanyian-nyanyian berbahasa Perancis yang selalu dilantunkan oleh tetangganya, sang perawat berkebangsaan Perancis.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173681485997735
0 comments:
Posting Komentar