Uang untuk diri sendiri tidak membahagiakan!!! ah, kata siapa? itu kan cuma teori! Teori harus didukung fakta dong!” demikian kata sebagian masyarakat.
Penelitian dibawah ini menunjukkan bahwa kebahagiaan justru bergantung dari sifat sosial kepada orang lain.
http://www.guardian.co.uk/science
melaporkan hasil penelitian sebagai berikut :
Uang tidak akan memberimu cinta, tetapi uang mungkin akan memberimu kebahagiaan jika kau belanjakan dengan cara yang tepat.” Demikian peneliti Amerika mengatakan. pepatah lama yang berbunyi “lebih baik memberi daripada menerima” adalah benar. membelanjakan uang untuk orang lain atau memberi amal, akan memberi senyum yang besar pada wajahmu daripada membelanjakannya hanya untuk dirimu.
“Banyak orang didunia berpikir bahwa jika kita banyak uang maka kita akan mengalami banyak kebahagiaan.” kata Michael Norton, profesor sekolah bisnis Harvard. “hasil penelitian kami dan juga banyak penelitian lain menunjukkan bahwa semakin banyak uang akan membuat sedikit bahagia, tetapi tidak sungguh-sungguh memiliki pengaruh yang besar terhadapmu. penelitian kami mengusulkan bahwa perubahan sedikit terhadap cara kita membelanjakan uang, akan menghasilkan beberapa perbedaan.”
kerja para peneliti tersebut dipublikasikan dalam jurnal sains. Norton dan teman-temannya mengajukan pertanyaan kepada 632 orang amerika tentang “berapa penghasilan mereka dan bagaimana mereka membelanjakan uang mereka tersebut”. Mereka juga diminta untuk me“rating” kebahagiaan pribadi mereka.
tanpa memperhatikan tingkat penghasilan, orang-orang yang membelanjakan uang untuk orang lain dilaporkan memiliki kebahagiaan yang besar, sedangkan yang membelanjakan hanya untuk diri mereka sendiri hasilnya tidak demikian.
Dalam penelitian kedua, tim mengajukan pertanyaan kepada 16 pekerja sebuah perusahaan yang mendapat bonus berkisar antara 3000 US dollar hingga 8000 US dollar. Tim menanyakan bagaimana kebahagiaan mereka sebelum dan 6 – 8 minggu setelah mendapat bonus, serta bagaimana mereka membelanjakan uang tersebut.besarnya bonus tidak menentukan berapa besar kebahagiaan yang tumbuh. Sebaliknya, jumlah uang yang diberikan untuk orang lain atau amal sosial berhubungan dengan seberapa besar tingkat kebahagiaan yang muncul pada individu.
Tim juga memberi 46 sukarelawan uang sebesar 5 US dolar atau 20 US dollar untuk dibelanjakan. mereka diinstruksikan untuk membelanjakan uang bagi diri sendiri atau untuk orang lain. lagi lagi, hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang altruistik (berjiwa sosial) merasakan lebih bahagia, berapapun jumlah uang yang mereka terima.Norton Berkata : ”memberi kopi untuk temanmu dibanding untuk dirimu sendiri, benar-benar membuat dirimu menjadi orang yang lebih bahagia.”
Profesor Stephen Joseph dari UniversitasNottingham,-seorang ahli dalam psikologi kebahagiaan yang tidak terlibat didalam penelitian- mengatakan :” kebanyakan peneliti terdahulu telah mengatakan bahwa uang bukanlah sesuatu yang vital dalam konsep kebahagiaan. sesuatu yang penting adalah melakukan hubungan sosial dengan orang lain, mengembangkan pencarian makna dan tujuan didalam hidup. Saya pikir, inilah yang telah dikatakan oleh penelitian tersebut.”
Walaupun implikasi penelitian ini menyatakan bahwa orang altruistik akan lebih berbahagia, Joseph mengatakan, adalah salah untuk memakai penelitian ini bagi perumusan suatu nasehat. “Penelitian seperti ini hanya mendeskripsikan suatu masyarakat, tapi tidak mengatakan kepada kita “bagaimana masyarakat seharusnya”.
Profesor Ruut Veenhoven dari Universitas Erasmus, Rotterdam mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan pendangan ekonomis dari motivasi manusia yang salah. “Ini adalah hasil yang mengejutkan bagi penganut faham “ekonomis” yang menyatakan bahwa manusia secara esensi adalah egois,” kata profesor Ruut. jadi, mengapa manusia tidak memberi lebih banyak uang agar membuat dirinya lebih bahagia? “sering manusia tidak mengetahui, apa yang sebenarnya membuat mereka bahagia,” kata Profesor. “mengerjakan sesuatu yang baik bagi orang lain, tidaklah menjadikan buruk setelahnya.”
Hasil penelitian ini juga memperkuat “pendapat”, “tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah” (penerjemah).
Masih ragukah kita untuk memberi ?
Sumber: http://dzulfikar.wordpress.com/2008/03/23/penelitian-terbaru-memberi-membahagiakan/
saya setuju..
BalasHapus