"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? ...Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...! ...Klik disini-1 dan disini-2"

Jumat, 06 November 2009

Cara Kerja Tuhan yang Tak Terduga

Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Di situ ada seorang perempuan tua yang sangat taat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Itu merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyambung hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersadar bahwa tempenya yang terbuat dari kacang kedelai hari itu masih belum jadi, hanya separuh jadi. Biasanya tempe beliau telah masak sebelum berangkat. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyata memang kesemuanya belum jadi/masak.

Perempuan tua itu merasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, dan bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, “Tuhan , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin” Begitulah doa singkat yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Tuhan pasti akan mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai.

Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya seperti semula dan berdoa lagi. “Tuhan, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, Amin”. Dengan penuh harapan dan berdebar-debar dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan heran karena tempenya masih tetap begitu!!

Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai ramai didatangi orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walau bagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi dia berencana untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan perjalanan ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi dalam waktu perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. “Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini. Amin”.

Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampainyadi pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum jadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mulai terasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa mempamerkan barang jualannya sebab dia merasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi.

Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai berkurang. Dia melihat kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bisa dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya ia masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, “Tuhan, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini.”

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.

“Maaf ya, saya ingin bertanya, Ibu ada menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum ketemu juga.” Dia termenung dan ternganga seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya “Tuhan, saat ini aku tidak mau tempe ini jadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin”. Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah senangnya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum jadi! Dia pun merasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan.

Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita itu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, “Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?” Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di England ingin makan tempe dari desa. Karena tempe itu akan dikirimkan ke England, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi supaya apabila sampai di England nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah kurang enak dipandang dan rasanya pun kurang sedap.

Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah pun dikabulkan oleh Tuhan dengan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Liat lebih banyak di sini

0 comments:

Posting Komentar