Mari kita simak secuplik percakapan antara seorang guru dengan muridnya dibawah ini:
Syekh : bagaimana bila saya sebutkan kepada engkau masalah hitungan yang sederhana sekali, yang menjadi dasar pembuktian fikiran yang pasti, namun akal tidak mampu menggambarkannya (membayangkannya), meskipun engkau telah membenarkannya dengan hitungan yang pasti, sehingga banyak manusia terkadang menyangkal kebenaran yang tidak mampu ia bayangkan meskipun kebenaran itu telah ia setujui melalui jalur pemikiran yang paling sederhana
Hairan : contohnya?
Syekh : Dalam angka-angka yang besar, akal kita berkepayahan untuk menggambarkan kenyataan-kenyataan yang pasti, yang telah dibuktikan oleh hitungan sederhana. Kepayahan akal tersebut akan semakin mengherankan, sehingga akal akan membantah hasil (hitungan), meskipun diberitahukan oleh orang yang paling jujur dan paling tahu. Akal juga akan tetap berkepayahan untuk menggambarkan hasil tersebut, meskipun dapat dicapai oleh dirinya sendiri.
Tahukah engkau teka-teki kertas yang dipotong-potong?
Hairan : Tidak tuanku...
Syekh : jika kertas tipis yang tebalnya hanya seperseratus milimeter, dan dipotong menjadi dua bagian, kemudian yang dua bagian dipotong menjadi empat bagian, kemudian yang empat bagian dipotong menjadi delapan bagian hingga seterusnya sampai 48 kali potongan.
Kalau engkau ditanya, sebelum mulai menghitung, berapa kira-kira tebal kertas yang tipis tadi jika kita tumpukkan setelah melakukan 48 kali potongan?
Jika engkau mengira-ngira tentulah ketebalan potongan kertas yang tipis tadi, tidak akan lebih dari satu atau dua meter saja.
Kalau dikatakan kepada engkau bahwa tebalnya kertas tipis yang hanya seperseratus milimeter yang ditumpukkan setelah dipotong hingga 48 kali, maka tumpukan kertas tersebut akan mencapai ketinggian hingga mencapai bulan yang mempunyai jarak 384.000 KM dari bumi, tentunya engkau akan lari dan mengira orang yang mengatakan demikian itu mengejek engkau, atau ia adalah orang gila.....
Cobalah engkau hitung dengan hitungan sederhana {(2 pangkat 48) x 1/100 milimeter}, maka engkau akan dapati kebenaran ketebalan kertas tersebut yang mencapai ketinggian bulan...., akan tetapi ketika akal mu akan membayangkan kebenaran ketebalan kertas tersebut, maka dia akan kepayahan untuk membenarkan (menggambarkannya)
Hairan : Akal saya benar-benar kepayahan, ketika saya mencoba untuk menggambarkan (membayangkan) kebenaran yang sudah pasti, bahwa kertas yang tipis tersebut bisa mencapai ketinggian hingga bulan, walaupun akal saya membenarkan hitungan tersebut tuanku..??!!##*
Syekh : Apakah sekarang, engkau sudah menyadari dan percaya pula, bahwa akal kita kadang-kadang tidak mampu untuk menggambarkan kebenaran-kebenaran yang banyak, yang dibuktikan kebenarannya oleh alasan-alasan fikiran
Hairan : Ya, saya percaya, tetapi bagaimana hai itu terjadi ?
Syekh : Sebab akal menurut kejadiaanya, ketika ia memasuki wujud manusia yang terbatas, menjadi terbatas dalam menggambarkan perkara-perkara yang banyak, akan tetapi akal memiliki kemampuan untuk membenarkannya dengan pembuktian fikiran yang pasti.
Jadi menggambarkan (tashawwur) tidaklah sama dengan berfikir (ta'aqqul). Kadang-kadang kita dapat memikirkan sesuatu, tetapi kita tidak mampu untuk menggambarkannya, sebab pemikiran itu berpijak pada hukum-hukum axioma yang disusun dan diurutkan oleh fikiran, juga sebagiannya diambil dari bagian yang lain, atau disusun atas bagian yang lain, yang dengan demikian akal dapat membenarkan, tapi belum tentu dapat menggambarkan
Maka tidak jadi soal, apabila akal tidak sanggup menggambarkan, dan hanya membenarkan pada konsep(ilmu) yang sudah pasti, karena ilmu pengetahuan dalam lapangan quantitas dan bilangan, sudah melampaui dan berada diatas gambaran akal kita, akan tetapi orang dapat menghitungnya, mengetahuinya, menghukumi keberadaannya dengan jalan pemikiran saja.
Sebagai contoh lagi, gelombang cahaya yang menimbulkan warna violet mempunyai kecepatan 60.000 gelombang dalam satu inci. Dapatkah engkau membayangkan, bahwa para sarjana tersebut dapat membayangkan kecepatan ini, meskipun mereka harus memejamkan mata, dan memeras khayalnya? sungguh akal akan kepayahan untuk menggambarkan gerakkan gelombang yang sangat tinggi dalam jarak yang sangat kecil, akan tetapi akal dapat memutuskan kebenarannya melalui pemikiran.
Dapatkah engkau membayangkan terjadinya 100.000 getaran dalam satu detik, semua yang tidak mampu dibayangkan oleh akal itu adalah mempunyai kepastian keberadaannya menurut ilmu pengetahuan yang dibenarkan melalui jalan pemikiran...!
Jadi yang menjadi patokan adalah kemampuan akal untuk memikirkan, buka ketidakmampuan akal untuk membayangkan....
Hairan : Ya, saya faham, dan faham dengan jelas dan gamblang
Syekh : Sudahkah engkau faham sekarang, bahwa ketika ketidakmampuan manusia untuk menerjemahkan sesuatu (dari tingkatan paling rendah hingga ketingkatan yang lebih tinggi) dalam hukum-hukum Tuhan, maka manusia tersebut dapat menjadikan sandaran iman yang telah diyakini kebenarannya dalam pemahaman ketuhanan melalui pencarian yang telah dibenarkan oleh pemikiran yang kuat dan mendalam
Dikutip secara bebas dari buku kisah mencari Tuhan, SYEKH NADIM AL-JISR
By Abdurrahman Shahab
0 comments:
Posting Komentar