Senin, 07 Desember 2009
Mahmud Al-Kashgari Menggambar Peta
Oleh: Dyah Ratna Meta Novi
Melalui bidang ilmu yang dikuasainya, Al-Kashgari melahirkan karya fenomenal.
Dua bidang keilmuan dikuasai Mahmud Al-Kashgari. Ia menguasai bidang bahasa yang kemudian menuntunnya melahirkan sebuah karya monumental, berupa sebuah kamus bahasa. Di sisi lain, kemampuan dalam bidang geografi juga melahirkan karya penting lainnya, sebuah peta.
Mahmud Al-Kashgari bernama lengkap Mahmud ibn Hussayn ibn Muhammad al-Kashgari. Ia lahir di Kashgar, Turki, pada abad ke-11 dari keluarga Hamirs, yang memiliki kaitan dengan suku Oguz. Ia ilmuwan Muslim yang ahli dalam pembuatan peta.
Keahlian lain yang ia geluti adalah bidang bahasa dan leksikografi atau ilmu pengetahuan terkait penyusunan kamus. Ayah Al-Kashgari bernama Hussayn yang menjabat sebagai wali kota Barsgan, dan memiliki hubungan dekat dengan Dinasti Qara Khanid yang berkuasa pada masa itu.
Ayahnya melakukan imigrasi dari Barsgan ke Kashgar, tempat Al-Kashgari dilahirkan. Al-Kashgari mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dia mendalami studi ilmiah Islam, fasih berbicara dan menulis bahasa Arab dan Persia.
Al-Kashgari pun banyak melakukan perjalanan hampir ke seluruh wilayah Turki untuk belajar semua dialek bahasa Turki. Ia mempelajari pula berbagai macam tradisi Turki, termasuk berbagai kesenian dan cerita rakyatnya.
Dari kerja kerasnya ini, Al-Kashgari kemudian menulis kamus bahasa Turki berjudul Divan Lugat it-Turk pada 1072. Ini merupakan kamus komprehensif pertama tentang bahasa Turki. Ia memiliki tujuan tersendiri dalam menulis kamus itu.
Tujuannya, agar khalifah di Baghdad menggunakan kamus itu. Sebab, saat itu Arab merupakan sekutu Turki. Kamus itu sangat lengkap. Ada pula contoh-contoh puisi tua Turki dalam bentuk khas kuatrain, tentang epik, penggembalaan, dan pengajaran.
Saat itu, Al-Kashgari menganggap bangsa Turki merupakan bangsa yang memiliki kemampuan memimpin. Cara paling logis agar dapat berkomunikasi dan menjalin persahabatan dengan orang Turki adalah dengan belajar bahasa Turki.
Sejumlah catatan sejarah menyebutkan bahwa Al-Kashgari memiliki reputasi sebagai seorang sarjana Turki, yang memiliki pengetahuan komprehensif dan menyeluruh mengenai sejarah, geografi, dan cerita-cerita rakyat Turki dengan baik.
Seperti yang dia ceritakan dalam salah satu bukunya, banyak penduduk asli Kashgar, termasuk keluarganya berimigrasi dari Kashgar ke Irak dalam rombongan Terken Hatun, istri Malik Syah yang berkuasa antara 1072-1092.
Pada masa itu, Irak merupakan salah satu pusat-pusat budaya dunia Islam yang sangat penting dan menjadi salah satu pusat tujuan penelitian ilmiah. Selain itu, Baghdad berada di bawah pengaruh Turki sebab saat itu orang-orang Turki yang menjaga kekuasaan khalifah.
Selain dikenal dengan kemampuannya dalam menyusun kamus, ia menyusun peta yang termuat pula dalam kamusnya. Pengetahuan geografinya sangat tinggi. Ia membuat peta yang menggambarkan wilayah pertama yang dihuni orang-orang Turki di masa lampau.
Dalam petanya, Al-Kashgari mengungkapkan daerah semua suku-suku Turki dari Eropa ke Cina. Ia menggambarkan semuanya secara perinci daerah-daerah itu, baik di arah timur, barat, utara, maupun selatan yang dilengkapi gambar laut dan sungai.
Daerah di barat yang ditinggali suku Turki adalah daerah yang didiami pula oleh kaum Kipcaks dan Frank. Mereka pun tinggal di wilayah barat daya Ethiopia, selatan India, timur Cina, dan Jepang. Pun, ada yang tinggal di kota-kota Turki.
Di antaranya, Yarkent, Kashgar, Barsgan, Balasagun, Yifruc, Ikiokuz, Asbuali, Kumri, dan Talas. Laman Muslimheritage, mengungkapkan, sejumlah data dalam peta Al-Kashgari memang ada yang salah. Namun, dalam menggambarkan wilayah timur semuanya benar dan perinci.
Tentang wilayah timur, Al-Kashgari menggambarkan Tembok Besar Cina pada petanya. Ia mengatakan, tembok tersebut dan pegunungan-pegunungan tinggi di Cina merupakan hambatan alam yang menyulitkannya belajar bahasa Cina.
Jepang, masuk pula dalam peta yang disusun Al-Kashgari. Ia mengisahkan, Jepang merupakan sebuah pulau di bagian timur Asia. Sejumlah catatan, menyebutkan peta pertama Jepang dibuat pada abad ke-14 dan masuk untuk pertama kalinya dalam atlas dunia abad ke-15.
Ada pula yang menyebutkan, peta pertama Jepang digambar oleh Nihongi dan Gyogi Basatsu yang pindah dari Korea ke Jepang, pada abad kedelapan. Peta itu bertahan hingga abad ke-20, yang ditemukan di dekat Kuil Ninna dekat Kyoto, Jepang, berangka tahun 1303.
Namun ternyata, peta pertama Jepang dibuat Al-Kashgari pada abad ke-11. Walaupun memang harus diakui, peta Jepang yang dibuatnya terdapat kesalahan dan gambarnya kurang perinci. Dengan segala kelemahan yang dimilikinya, ia telah memberikan kontribusi banyak dalam bidangnya.
Orang-orang Jepang tahu tentang orang Eropa pada abad ke-16, dan dipengaruhi teknik mereka dalam menggambar peta. Pada 1779, Sekisui menggambar peta Jepang pertama secara lengkap dengan menggunakan skala.
Sementara itu, Barat mendapatkan rangkaian informasi pertama mengenai Jepang, melalui tulisan-tulisan Marco Polo (1254-1322), yang selama perjalanannya ke Timur Jauh menyebut beberapa nama wilayah, yaitu Burma, Laos, Siam, Jawa, Sumatra, Ceylon, dan Jepang dengan perinci.
Setelah beberapa lama bergelut dengan bidang yang sangat dikuasainya, menyusun peta dan leksikografi, Al-Kashgari mengembuskan napas terakhirnya pada 1102, dalam usia yang ke-97 tahun di Upal, sebuah kota kecil barat daya Kashgar dan dia dimakamkan di sana. ed:ferry
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar